Senin, 24 Februari 2014




MENGENAL JARINGAN GSM

( Global System For Mobile Communication )
 


Pengertian GSM

GSM (Global System for Mobile Communication) adalah sebuah teknologi komunikasi selular digital. GSM memiliki kapasitas sistem besar, dimana sebuah kanal dapat digunakan tidak hanya untuk satu pengguna saja. Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.
Kanal-kanal pada GSM berupa slot-slot waktu. Sehingga dapat dikatakan bahwa GSM merupakan sistem komunikasi yang berbasiskan pembagian waktu atau TDMA (Time Division Multiple Access). Selain berbasis TDMA, GSM juga menerapkan pembagian frekuensi atau FDMA (Frequency Division Multiple Access). Di dalam sistem GSM, data dikirim sebagai data. Selain itu, dapat mengirim dalam bentuk voice (memiliki alokasi tersendiri). Dalam pembagian waktu, dibagi menjadi 8 slot.
Teknologi GSM memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal dibagi berdasarkan waktu sehingga sinyal informasi dapat dikirim sampai pada tujuan.


2.2.         Proses Kerja GSM
GSM bekerja pada jaringan 900Mhz – 1800Mhz (Digunakan di amerika), Di indonesia Frekuensi GSM menggunakan jaringan 900Mhz. GSM merupakan jaringan yang mengandalkan timeslot yang bertugas mengirimkan data.

2.3.         Komponen Pendukung
Adapun komponen pendukung yang membuat GSM dapat bekerja antara lain :


1.     Mobile Station (MS)

Perangkat Layanan GSM Berupa Mobile Equipment (ME) Dan SIM Card 

2.     Subriber Identity Module (SIM)

Adalah sebuah memori yang di tanamkan pada SIM Card, berguna sebagai tiket untuk mengakses jaringan dan memiliki ID pengenal yg unik
4. Base Tranceiver Station (BTS)
Fungsi utama adalah  menjaga, monitor serta menghubungkan antar koneksi Mobile Station

5. Base Station Controller (BSC)
Berbentuk seperti BTS akan tetapi kegunaanya sebagai pusat untuk mengatur dan menghubungkan antar BTS (jembatan) atau ke jaringan lain seperti CDMA dan Telepon Rumah, terdapat software intruksi khusus.


2.2.         Perkembangan dari waktu ke waktu
Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Erricson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara).
Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua Negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi ini memelopori munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication atau GSM.
GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa, Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Sekarang, dalam kurun waktu hampir satu dekade, teknologi GSM telah menguasai pasar dengan jumlah pelanggan lebih dari jumlah pelanggan telepon tetap. Namun, sampai saat ini telepon seluler masih merupakan barang mewah, tidak semua lapisan masyarakat bisa menikmatinya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar