MENGENAL JARINGAN GSM
( Global System For Mobile Communication )
Pengertian GSM
GSM (Global System for Mobile Communication) adalah sebuah
teknologi komunikasi selular digital. GSM memiliki kapasitas sistem
besar, dimana sebuah kanal dapat digunakan tidak hanya untuk satu pengguna saja.
Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh
pengguna lain.
Kanal-kanal pada GSM berupa slot-slot waktu. Sehingga dapat
dikatakan bahwa GSM merupakan sistem komunikasi yang berbasiskan pembagian
waktu atau TDMA (Time Division Multiple Access). Selain berbasis TDMA,
GSM juga menerapkan pembagian frekuensi atau FDMA (Frequency Division
Multiple Access). Di dalam sistem GSM, data dikirim sebagai data. Selain
itu, dapat mengirim dalam bentuk voice (memiliki alokasi tersendiri).
Dalam pembagian waktu, dibagi menjadi 8 slot.
Teknologi GSM memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal dibagi
berdasarkan waktu sehingga sinyal informasi dapat dikirim sampai pada tujuan.
2.2.
Proses
Kerja GSM
GSM
bekerja pada jaringan 900Mhz – 1800Mhz (Digunakan di amerika), Di indonesia
Frekuensi GSM menggunakan jaringan 900Mhz. GSM merupakan jaringan yang
mengandalkan timeslot yang bertugas mengirimkan data.
2.3.
Komponen
Pendukung
Adapun komponen
pendukung yang membuat GSM dapat bekerja antara lain :
1. Mobile Station (MS)
Perangkat Layanan GSM
Berupa Mobile Equipment (ME) Dan SIM Card
2. Subriber Identity Module (SIM)
Adalah sebuah memori
yang di tanamkan pada SIM Card, berguna sebagai tiket untuk mengakses jaringan
dan memiliki ID pengenal yg unik.
4. Base Tranceiver
Station (BTS)
Fungsi utama adalah menjaga, monitor serta menghubungkan antar
koneksi Mobile Station
5. Base Station Controller
(BSC)
Berbentuk seperti BTS
akan tetapi kegunaanya sebagai pusat untuk mengatur dan menghubungkan antar BTS
(jembatan) atau ke jaringan lain seperti CDMA dan Telepon Rumah, terdapat
software intruksi khusus.
2.2.
Perkembangan
dari waktu ke waktu
Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah
berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem
C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000
yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT yang dikembangkan di Belanda dan
Skandinavia oleh Erricson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun
teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifat regional
sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan
menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi
tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara).
Teknologi analog yang berkembang, semakin
tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka
untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah
organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar
komunikasi selular yang dapat digunakan di semua Negara Eropa. Organisasi ini
dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi ini memelopori munculnya
teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global
System for Mobile Communication atau GSM.
GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya
dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil
baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan
teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan
standar. Pada September 1992, standar type approval untuk handphone disepakati
dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam
memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi
perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area
yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada
alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas
pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang
semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga
bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi.
Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia.
Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS
(Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan
hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog
perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa, Pengguna GSM
pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di
dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang
sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh
dunia.
Sekarang, dalam kurun waktu hampir satu
dekade, teknologi GSM telah menguasai pasar dengan jumlah pelanggan lebih dari
jumlah pelanggan telepon tetap. Namun, sampai saat ini telepon seluler masih
merupakan barang mewah, tidak semua lapisan masyarakat bisa menikmatinya.